BASIC TRAINING JRC
Kegiatan ini yang paling menyenangkan bagi saya, karena setiap pendas/pendidikan dasar itu berarti harus Camping, baik disekolah maupun ditempat percampingan umum ataupun ditempat camping miliknya PMI. / Palang Merah Indonesia cabang Bandung.
Inilah kegiatan refreshing dari kuliah. Disini kami mendidik dan menggembleng mental-mental calon anggota. Kami buat mereka serba salah. Yang benar jadi salah yang salah apalagi. Disini pula kami buat mereka bahagia dan disini pula kami buat mereka menangis. Pokoknya seru deh. Selain kami beri pengetahuan tentang P3K / Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan., kami uji juga mental mereka. Pokoknya disini tak ada lagi anak mamih atau papih. Semua perbedaan Ras, Suku, Agama, Golongan ditiadakan. Semua sama.
Dihari pertama saat mereka Upacara Pembukaan. Kami adakan Sweeping. Dimana semua makanan perbekalan yang mereka bawa dari rumah, kami sita. Termasuk yang bawa Walkman. MP3 belum ade.
Setelah upacara pembukaan kami suruh mereka tidur, disini kami masih baik-baik. Memang untuk kegalakanpun disini kami hanyalah acting. Setiap tenda regu membicarakan barang-barang mereka yang hilang. Kami Panitia tertawa. Sebetulnya makanan yang disita itupun bukan untuk panitia tapi nantinyapun akan dibagikan untuk dimakan bersama-sama. Bahasa lainnya, sama rasa – sama rata.
Sebelum adzan subuh, baru mereka kami bangunkan. Dengan suara-suara keras dan lantang, memecah kesunyian malam. Membuat semua calon kaget dan mulai deg-degan. Dalam hitungan 10 mereka sudah harus kumpul dilapangan. Bad dream come true. Mereka baru tidur kurang lebih 2 jam dan sedang terlelap-lelapnya karena kecapaian. Dengan perasaan yang mulai ketakutan mereka berkumpul sampai lupa tidak mengenakan alas kaki. Memakai gaun tidur atau celana pendek bahkan kaus singlet. Jelas ini makanan empuk untuk dimarahi senior atau panitia sampai menjelang pelaksanaan sholat shubuh.
Kami akui kekerasan itu ada. Tapi yang melakukan mereka sendiri atas perintah kami. Ya sami mawon. Sebagai contoh. Dimalam kedua kami kumpulkan. Disuruhnya berhadap-hadapan. Dan disuruhnya satu barisan untuk menampar temannya yang ada didepan. Dan mulailah terdengar bunyi plak……plak…..plak. …..Disitulah Kami marahi barisan yang menampar tadi dengan kata-kata tentunya hingga kata Bajigurpun keluar artinya bajingan namun diperhalus. Bisa aja.
Bagaimana gak kesel, mereka disuruh nampar kawannya, mau aja. Padahal jelas itu menyakitkan. Bodoh kan. Akhirnya kami minta barisan yang ditampar untuk membalas menampar. Karena paksaan Senior mungkin akhirnya mereka balas menampar. Jadi sama-sama bodohkan. Dimarahi lagi. Dinasihati lagi, sampai akhirnya mereka menangis berpelukan saling memaafkan.
Selain acara menangis ini. Tentunya ada lagi yang seru yaitu diacara renungan, dimalam terakhir. Disini biasanya kami sentuh hati mereka dengan perilaku mereka terhadap orangtua karena seusia mereka biasanya lagi muncak-muncaknya pembangkangan. Setelah acara menangis baru diisi dengan kebahagiaan. Pentas hiburan kelompok sambil makan bubur kacang hangat dimalam yang dingin dikesunyian hutan. Setelah puas merekapun disuruhnya tidur.
Merekapun tidur pulas. Dipikirnya sudah bebas. Salah….Subuhnya kami bangunkan lagi, membuat mereka kebingungan. Ko nggak ada henti-hentinya. Adak kok. Setelah sholat shubuh, kita adakan acara penutupan pengukuhan anggota baru. Luluslah mereka. Dan inilah saatnya mereka memilih Panitia/Kakak terbaik, terpavorit, tergalak dan lain sebagainya yang kemudian membalas dengan hukuman seperti jalan jongkok ataupun push up dan scot jump. Menampar tidak ada. Aneh….. Setelah itu . Horeee…… Pulang…….!!! Dengan beribu-ribu kesan yang tak mudah dilupakan. Sungguh suatu memorial yang indah dalam hidup ini.